Beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan OpenAI mulai memproyeksikan masa depan di mana AI generatif dan chatbot menggantikan browser web tradisional. Konsep ini didorong oleh keinginan untuk memberikan cara yang lebih efisien bagi pengguna dalam mengakses informasi dan menyelesaikan tugas tanpa perlu mengklik situs web atau mengetik di mesin pencari.
Cek juga:Â AOC Umumkan Monitor Gaming AGON Pro AG326UD: 4K QD-OLED, 165Hz & Respon 0,03ms
CEO AI Microsoft, Mustafa Suleyman, dalam wawancaranya dengan The Verge, memprediksi bahwa dalam 3 hingga 5 tahun, AI berbasis percakapan dapat menggantikan mesin pencari dan browser tradisional. Suleyman menyebut bahwa menggunakan asisten AI seperti Copilot jauh lebih praktis daripada harus mencari manual di browser.
Tantangan & Peluang
Untuk mewujudkan visi ini, perusahaan perlu mengatasi beberapa kendala besar, seperti:
- Reliabilitas AI: AI sering kali mengalami “halusinasi”, yaitu memberikan jawaban yang salah atau tidak akurat. Microsoft mengklaim telah membuat kemajuan dalam mengatasi masalah ini.
- Integrasi Layanan: Asisten AI perlu bisa berinteraksi dengan layanan lain, seperti toko online atau situs pemesanan tiket.
- Dampak Ekonomi: Jika pengguna tak lagi mengunjungi situs web, maka pendapatan iklan berbasis klik bisa terancam. Ini akan memaksa perusahaan untuk mencari model bisnis baru.
Selain itu, Om Malik, seorang analis industri, melihat bahwa peran browser yang saat ini berbasis “dokumen internet” mungkin sudah ketinggalan zaman. Dunia yang didominasi oleh AR, VR, dan AI memerlukan pendekatan baru, bukan sekadar tampilan halaman web.
Google saat ini mengembangkan Project Jarvis, AI yang dapat mengontrol mouse dan browser untuk menyelesaikan tugas secara otomatis. Sementara itu, OpenAI mempertimbangkan untuk membuat browser khusus yang lebih terintegrasi dengan ChatGPT.
Beberapa eksekutif dari perusahaan teknologi besar bahkan mulai membayangkan sistem operasi berbasis AI yang bisa menggantikan browser. Jika prediksi ini terwujud, cara manusia mengakses dan mengelola informasi di internet akan berubah drastis.
Bagaimana dengan AGI?
Artificial General Intelligence (AGI), atau kecerdasan buatan umum, dipandang sebagai tonggak besar dalam pengembangan AI. AGI berbeda dari AI biasa karena memiliki kemampuan untuk menangani berbagai tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.
CEO OpenAI, Sam Altman, yakin bahwa AGI dapat diwujudkan dengan teknologi saat ini. Sebaliknya, Suleyman dari Microsoft memperkirakan bahwa AGI membutuhkan waktu 2 hingga 10 tahun untuk tercapai. Suleyman menegaskan bahwa AGI bukan “singularitas” futuristik, melainkan AI yang bisa menangani sebagian besar tugas berbasis pengetahuan manusia.
Masa depan tanpa browser web tradisional kini terlihat lebih mungkin dengan adanya AI generatif berbasis percakapan. Proyek dari Microsoft, Google, dan OpenAI menggambarkan bagaimana teknologi ini bisa mengubah paradigma internet. Meskipun konsep ini menawarkan kemudahan dan efisiensi, ada tantangan besar terkait keandalan AI dan model bisnis berbasis iklan. Apakah browser akan punah? Hanya waktu yang bisa menjawab.