Situasi pasar GPU global semakin memanas. Di tengah kelangkaan stok Nvidia RTX 5090 dan 5080, para retailer PC di Jepang mengambil langkah drastis: melarang wisatawan membeli kartu grafis premium ini.
Laporan dari platform Weibo menyebut bahwa beberapa toko di kawasan teknologi Nipponbashi, Osaka, telah memasang tanda dalam bahasa Mandarin yang menyatakan larangan penjualan GPU untuk penggunaan di luar negeri. Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap meningkatnya aktivitas scalper internasional, terutama dari China, di mana RTX 50-series masih sulit didapat secara resmi.
Cek juga: AMD & Samsung Pamer Gaming 8K 120Hz di NAB Show 2025
Sebelumnya, toko-toko Jepang mencoba membatasi pembelian dengan cara menghapus fasilitas bebas pajak bagi pembeli asing. Namun, dengan harga jual di pasar gelap yang jauh di atas MSRP, banyak pembeli tetap rela terbang ke Jepang hanya untuk membeli GPU dan menjualnya kembali.
Menurut laporan Sina Finance, kebijakan pajak saja tidak cukup untuk meredam maraknya ekspor tidak resmi. Bahkan di AS, GPU seperti RTX 5090 habis dalam hitungan menit meski dijual dengan markup hingga 85%, seperti yang terjadi di Micro Center Dallas pada bulan Maret lalu.
Antrian panjang, sistem undian, hingga insiden seperti pengunjung yang menerobos taman kanak-kanak saat toko PC Koubou di Jepang menggelar lotere GPU, menunjukkan betapa ekstremnya permintaan pasar.
Ironisnya, hype ini terjadi meskipun RTX 5090 dan 5080 mendapat sambutan yang hangat-hangat kuku dari para reviewer. Banyak yang menilai peningkatannya tidak signifikan dibanding seri RTX 40. Bahkan model mid-range seperti RTX 5070 dan 5060 Ti 8GB dianggap menawarkan nilai upgrade yang sangat kecil.
Sementara itu, Nvidia RTX 5060 dijadwalkan rilis 19 Mei dengan harga $300. GPU ini kemungkinan akan menjadi produk paling laris dari seri RTX 50, meskipun masih dikritik karena hanya membawa VRAM 8GB. Sehari kemudian, AMD RX 9060 XT 16GB kabarnya juga akan diumumkan — membuka babak baru dalam persaingan GPU mainstream.
