Tiongkok baru saja mengumumkan investigasi terhadap NVIDIA atas kemungkinan pelanggaran hukum antimonopoli. Investigasi tersebut tampaknya merupakan respons langsung terhadap pembatasan ekspor semikonduktor pemerintah AS baru-baru ini, yang telah menargetkan perusahaan-perusahaan Tiongkok dan berdampak besar pada operasi raksasa teknologi tersebut di Tiongkok.
Cek juga:Â Tips Memilih Kartu Grafis Gaming yang Ideal di Tahun 2025?
Menurut Reuters, Administrasi Negara Tiongkok untuk Urusan Regulasi Pasar (SAMR) sedang menyelidiki praktik pasar NVIDIA, meskipun sifat spesifik dari dugaan pelanggaran tersebut masih belum jelas.
Investigasi tersebut diyakini terkait dengan akuisisi Mellanox Technologies oleh NVIDIA pada tahun 2020, sebuah kesepakatan yang berpotensi dilihat sebagai upaya untuk mengonsolidasikan dominasinya di pasar. NVIDIA pernah memegang posisi dominan di pasar AI Tiongkok, dengan lebih dari 90% pangsa pasar.
Namun, angka ini telah menurun drastis, dengan perusahaan tersebut sekarang hanya menghasilkan 17% dari pendapatannya dari wilayah tersebut—turun dari 26% hanya dua tahun lalu. Penurunan signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh dampak kontrol ekspor AS, yang memaksa NVIDIA untuk mengembangkan versi chipnya yang disesuaikan untuk memenuhi peraturan dan pembatasan Tiongkok.
Investigasi Tiongkok terhadap NVIDIA menggemakan langkah serupa pada tahun 2013, ketika pemerintah Tiongkok meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap anak perusahaan lokal Qualcomm. Investigasi tersebut menuduh perusahaan tersebut mengenakan biaya berlebihan dan menyalahgunakan posisi pasarnya dalam standar komunikasi nirkabel, yang akhirnya mengakibatkan denda sebesar $975 juta.
Kesulitan NVIDIA di Tiongkok muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait teknologi dan perdagangan. Baru-baru ini, AS memberlakukan pembatasan ekspor tambahan, menambahkan 140 perusahaan semikonduktor Tiongkok ke daftar hitamnya, termasuk produsen peralatan chip utama.
Sebagai balasan, Tiongkok melarang ekspor mineral penting seperti galium, germanium, dan antimon, yang penting untuk produksi semikonduktor. Asosiasi industri Tiongkok juga telah mendesak perusahaan domestik untuk menghindari penggunaan chip buatan AS, yang semakin meningkatkan perang dagang teknologi antara kedua kekuatan global tersebut.